LAPORAN
PRAKTIKUM
“Pengecetan
Gram dan
Pengujian KOH pada
Bakteri”
OLEH:
NAMA : MUHAMMAD AL FICHRY FALIHI
NIM : Q1A116031
KELOMPOK : 2
KELAS : ITP A
JURUSAN
ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS
TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS
HALU OLEO
KENDARI
2016
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Mikroba dapat kita
jumpai pada seluruh lingkungan lingkungan normal maupun ekstrim. Setiap mikroba
membutuhkan kondisi lingkungan tertentu terkait dengan karakter morfologi dan
biokimia (metabolisme) yang dimilikinya. Oleh karena itu, lingkungan hidup
suatu mikroba akan berbeda–beda dan ada kalanya hanya spesifik untuk mikroba
tertentu. Dalam
suatu lingkungan, tidak dapat dihindari bahwa mikroba akan selalu berinteraksi dengan
organisme lain, baik dengan kelompoknya sendiri maupun dari kelompok lain.
Kondisi lingkungan yang kompleks telah membentuk suatu pola interaksi dengan
organisme lain. Mikroba
memiki berbagai peran penting dalam suatu ekosistem. Peran ini bisa diemban
dalam kapasitasnya sebagai organisme tunggal (sel atau koloni). Maupun dalam kaitannya sebagai
organisme yang memiliki kebutuhan dan kemampuan untuk berinteraksi dengan
organisme lain.
Melihat dan mengamati
bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, kerena selain bakteri itu tidak
berwarna juga transparan dan sangat kecil. Selain itu bakteri yang hidup akan
kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Sedangkan,
untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pengujian KOH, sehingga sel dapat
terlihat jelas dan mudah diamati. Oleh karena itu teknik uji koh sel bakteri ini
merupakan salah satu cara yang utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi. Memiliki hasil yang sama dengan
pewarnaan gram. Keunggulannya jelas terlihat yaitu sederhana, praktis, dan
tidak time-consuming. Namun salah satu kekurangannya adalah, tidak dapat sekaligus mengecek
morfologi selnya sehingga tidak dapat mengetahui adanya kontaminan pada kultur
yang tidak diketahui jenisnya.
Berdasarkan dari penjelasan
sebelumnya maka praktikum pengecetan
gram
dan
pengujian
KOH pada
Bakteri sangat penting dilakukan agar
mengetahui jenis bakteri gram positif dan bakteri gram negatif suatu bakteri.
1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum pengecetan
gram dan pengujian KOH pada bakteri yaitu untuk melihat bentuk bakteri dan
mempelajari cara pengujian KOH.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Bakteri dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu Gram positif dan Gram
negatif didasarkan pada perbedaan struktur dinging sel. Pada umumnya bakteri
gram negatif lebih tahan terhadap aktivitas antimikroba dibandingkan dengan
bakteri gram positif. Perbedaan daya tahan ini disebabkan karena perbedaan
komponen penyusun dinding sel (Rahayu, 2008).
Secara teoretis gram positif memiliki dinding sel yang tebal dan lemak yang tipis
sedangkan gram negatif berlemak tebal dan
berdinding sel tipis yang berada di ruang periplasma. KOH akan menyerang lemak
(bilayer lipid) ini dan membuat sel gram negatif pecah. Pecahnya sel melepaskan
materi genetik (DNA) yang merupakan substansi melimpah di dalam sel bakteri.
Molekul DNA sangat panjang bersifat sticky strings (menyerupai lendir, getah
atau dapat berarti lengket) yang memberikan hasil seperti lendir saat diangkat
dengan jarum inokulum (Edwin, 2011).
Reaksi
gram dapat dikonfirmasi dengan uji kelarutan kalium hidroksida (kori). Ambillah
satu OSE penuh kultur bakteri yang sedang tumbuh aktif dan campur dengan
setetes larutan KOH 3% di atas kaca objek yang bersih dan aduk hingga diperoleh
suspensi yang rata. Angkat OSE beberapa centimeter dari kaca objek. Jika benang
lendir bakteri itu terangkat oleh OSE
(kira-kira
5-20 mm panjangnya), maka bakteri itu adalah gram negatif. Jika dihasilkan
suspensi berair dan tidak tampak adanya benang lendir setelah OSE digerakkan
berulang-ulang maka kultur bakteri itu adalah gram positif. Perusakan dinding
sel organisme gram negatif yang diikuti dengan pembebasan DNA, yang sangat
kental di dalam air, menghasilkan benang lendir. Dinding sel bakteri gram
positif lebih tahan terhadap KOH dan tetap melekat sehingga tidak ada DNA yang
dibebaskan (Soekirno, 2008).
Terbentuknya lendir pada bakteri gram positif karena dinding sel bakteri
gram positif lebih resisten terhadap KOH sehingga dinding sel tidak pecah.
Kuatnya dinding sel ini yang membuat DNA tetap berada di dalam sel. dinding sel
bakteri gram negatif lebih sensitif dan tidak memiliki ketahanan terhadap
penghambat basa seperti larutan KOH. Sehingga apabila sel bakteri gram negatif
direaksikan dengan larutan KOH akan menyebabkan dinding sel bakteri pecah dan
terjadi lisis dan DNA dibebaskan. DNA bersifat sangat kental di dalam air, maka
terbentuklah benang lendir (Purwohadisantoso et al., 2009).
Pengujian gram positif dan gram negatif. Gelas obyek dibersihkan dengan
alcohol 70% dan dikeringanginkan di atas Bunsen. Isolat bakteri yang telah
berumur 24 jam diambil satu ose dan diletakkan pada gelas obyek yang telah
ditetesi dengan KOH 3% diaduk dan dicampur dengan hingga rata. Setelah rata
jarum ose diangkat perlahan-lahan. Apabila bakteri tersebut lengket atau
terangkat maka bakteri tersebut bereaksi positif dan termasuk gram negative dan
jika tidak lengket maka tergolong dalam gram positif reaksi negative (Rachmi
dan Latief, 2013).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1.
Tempat dan Waktu
Praktikum pengecetan dan pngujian KOH pada bakteri, di laksanakan
di Laboratorium Agroteknologi Unit Fitopatologi Fakultas
Pertanian Universitas Halu Oleo pada
hari Rabu, tanggal 2 November 2016 Pukul 08.00-10.00 WITA.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan
yang digunakan dalam
praktikum pengecetan gram dan pengujian KOH pada bakteri ini yaitu biakan
murni, dan larutan KOH
3%. Sedangkan alat yang digunakan dalam praktikum pengecetan gram dan
pengujian KOH pada bakteri adalah kaca benda, jarum ose, pipet, dan
tisu.
3.3. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang
dilakukan dalam praktikum pengecatan gram dan pengujian KOH pada bakteri ini
yaitu :
1. Mengambil
satu ose biakan bakteri dan mencampurkan dengan 2 tetes larutan KOH 3%, di atas gelas objek.
2. Mengaduk
secara merata dengan jarum ose, tarik jarum ose ke atas gelas objek dan mengamati pembentukan lendir. Jika
terbentuk lendir menginndikasikan bakteri Gram-negatif, .jika tidak berlendir
menghasilkan bakteri Gram-positif.
3. Melakukan
hal yang sama (prosedur 1 dan 2) untuk isolat-isolat bakteri lainnya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Hasil
praktikum pengecetan dan pengujian KOH pada bakteri adalah :
NO
|
Kode isolat
|
Pegujian
|
Keterangan
|
Larutan KOH 30/0
|
Reaksi gram
|
Bakteri
|
1
|
AGT-D
10-8
|
Positif
|
Gram Negatif
|
Berlendir
|
2
|
AGT-B
108
|
Positif
|
Gram Negatif
|
Berlendir
|
3
|
AGT-C
2016
|
Positif
|
Gram Negatif
|
Berlendir
|
4
|
AGT-B
2
|
Positif
|
Gram Negatif
|
Berlendir
|
5
|
ST- 216
|
Negatif
|
Gram Positif
|
Tidak berlendir
|
6
|
ST-21 E
|
Negatif
|
Gram Positif
|
Tidak berlendir
|
4.2. Pembahasan
Menentukan
gram suatu bakteri dapat dilakukan dengan uji KOH, dalam praktikum pengecetan
gram dan pengujian KOH pada bakteri, langkah-langkah yang dilakukan untuk uji gram yaitu
pertama-tama, mengambil
satu ose biakan bakteri dan mencampurkan dengan 2 tetes larutan KOH 3%, di atas gelas objek, kemudian mengaduk secara merata
dengan jarum ose, dan
menarik
jarum ose ke atas gelas objek dan mengamati pembentukan lendir. Jika suspensi (campuran bakteri dengan KOH) menjadi berlendir maka dinyatakan
sebagai gram negatif, jika tidak tampak
seperti lendir maka dinyatakan sebagai gram positif.
Berdasarkan hasil praktikum uji gram dengan KOH yang telah dilakukan
dengan mengunakan isolate bakteri AGT-D 10-8, AGT-B 108,
AGT-C
2016, dan AGT-B
2. Menunjukkan reaksi gram yang positif,
artinya semua isolat bakteri
yang diuji dengan KOH 3% adalah bakteri Gram negatif.
Hal ini dikarenakan gram negatif mempunyai lemak yang tebal dan berdinding sel tipis yang
berada di ruang periplasma. KOH akan menyerang lemak (bilayer lipid) ini dan
membuat sel
gram negatif pecah. Pecahnya sel melepaskan materi genetik (DNA) yang merupakan
substansi melimpah di dalam sel bakteri. Molekul DNA sangat panjang bersifat sticky strings
(menyerupai lendir, getah atau dapat berarti lengket) yang memberikan hasil
seperti lendir saat diangkat dengan jarum ose.
Berdasarkan hasil praktikum uji gram dengan KOH yang telah dilakukan
dengan mengunakan isolat bakteri ST-216 dan ST-21 E. Menunjukkan reaksi gram yang negatif, artinya semua isolat bakteri yang
diuji dengan KOH 3% adalah bakteri Gram positif. Hal ini dikarenakan gram positif
memiliki dinding sel yang tebal dan lemak yang tipis di ruang periplasma. Sehingga
pada saat KOH dicampur dengan bakteri. Tidak
terdapat lendir yang mengikut ketika ditarik menggunkan jarum ose karena tidak
adanya pelepasan molekul
DNA. Dari uraian tersebut, dapat
dinyatakan bahwa penentuan sifat gram dengan KOH 3% (disebut KOH string test) memiliki hasil yang
sama dengan pewarnaan gram. Dan keunggulannya jelas terlihat yaitu sederhana, praktis, dan
tidak time- consuming tetapi kekurangannya tidak dapat sekaligus mengecek
morfologi selnya,
sehingga tidak dapat mengetahui adanya kontaminan pada kultur yang tidak
diketahui jenisnya.
V.
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum pengecatan gram dan pengujian KOH pada bakteri
yaitu,
bakteri dibedakan menjadi bakteri gram positif dan gram negatif. Pewarnaan gram
dan pengujian KOH pada bakteri bertujuan untuk memudahkan pembedaan bakteri
gram positif dan gram negatif. Pada
saat pengujian KOH bakteri gram negatif menghasilkan lendir dikarenakan bakteri
gram negatif berlemak tebal dan berdinding sel tipis yang berada di ruang periplasma.
KOH akan menyerang lemak (bilayer lipid) ini dan membuat sel gram negatif
pecah. Pecahnya sel melepaskan materi genetik (DNA) yang merupakan substansi
melimpah di dalam sel bakteri. Molekul DNA sangat panjang bersifat sticky
strings (menyerupai lendir, getah atau dapat berarti lengket) yang memberikan
hasil seperti lendir saat diangkat dengan jarum ose. Sedangkan gram positif
berdidinding sel tebal dan berlemak tipis sehingga tidak berlendir.
5.2. Saran
Saran
yang dapat saya berikan pada praktikum yang telah dilakukan untuk pengelola laboratorium agar
menyediakan bahan praktikum yang lengkap, dalam uji pewarnaan gram yang akan digunakan
pada saat praktikum seperti
kristal violet, safranin, iodium, alkohol/etnol sehingga praktikum dapat
berjalan sesuai dengan judul
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Edwin, 2011. Materi Kuliah Mikrobiologi. Universitas Lambung
Mangkurat : Banjarbaru.
Purwohadisantoso K., Zubaidah E., dan Saparianti, 2009. Isolasi
Bakteri Asam Laktat Laktat
Dari Sayur Kubis yang Memiliki Kemampuan Penghambatan Bakteri
Patogen. Universitas Brawijaya :
Malang.
Rachmi M, dan
A Latief, 2013. Karakterisasi Bakteri Penyebab Penyakit Hawar Daun Edamame di Jember.
Universitas Brawijaya : Malang.
Rahayu P W, 2008. Jurnal Aktivitas Antimikroba
Bumbu Masakan Tradisional Hasil Olahan Industri terhadap Bakteri Patogen dan
Perusak. Buletin Teknologi dan Industri Pangan. IPB : Bogor.
Soekirno, 2008. Pedoman
Pengelolaan Koleksi dan Identifikasi OPT (khusus untuk pathogen penyakit
tanaman) pada Tanaman Holtikultura. Direktorat Perlindungan Tanaman Holtikultura : Jakarta.