Kata
Pengantar
Puji dan syukur kami
panjatkan kehedirat Allah SWT atas berkat Rahmat dan karunia-Nyalah makalah
bisa membuat makalah yang berjudul EXPLOITASI TERUMBU KARANG DI INDONESIA.
Makalah ini berisi tentang EXPLOITASI
TERUMBU KARANG DI INDONESIA. Adapun tujuan di buat-nya makalah ini adalah untuk
memberikaan informasi tentang EXPLOITASI TERUMBU KARANG DI INDONESIA.
Kritik dan saran anda sangat
kami harapkan sebagai bahan perbaikan makalah selanjutnya. Tidak lupa kami
berterimakasih kepada seluruh pihat yang telah membantu penyusunan makalah ini
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua AMIN.
PENULIS
KELOMPOK II
MANDATI 1, 20
AGUSTUS 2015
BAB
I
I. LATAR
BELAKANG
Latar belakang kami dalam membuat makalah EXPLOITASI TERUMBU KARANG DI
INDONESIA ini adalah merupakan tugas dari guru pembimbing, sekaligus kami ingin
memberikan informasi kepada pembaca agar mengetahui kondisi terumbu karang di
Indonesia, selain itu juga agar bagaimana kita dapat mengexploitasi terumbu
karang di Indonesia dengan cara yang baik dan benar. Selain itu juga dalam
makalah kami, kita akan mengetahui penyebab rusaknya terumbu karang dan
bagaimana cara menanggulanginya.
Indonesia merupakan negara kepulauan
terbesar dengan jumlah pulaunya yang menjapai 17.508 pulau dengan luas lautnya
sekitar 3,1 juta km2 Wilayah lautan yang luas tersebut menjadikan Indonesia
mempunyai kekayaan dan keanekaragaman hayati terbesar di dunia, salah satunya
adalah ekosistem terumbu karang. Terumbu karang merupakan ekosistem khas
daerah tropis dengan pusat penyebaran di wilayah Indo-Pasifik. Diperkirakan
luas terumbu karang yang terdapat di perairan Indonesia adalah lebih dari
60.000 km2, yang tersebar luas dari perairan Kawasan Barat Indonesia sampai
Kawasan Timur Indonesia (Walters, 1994 dalam Suharsono, 1998).
Potensi sumberdaya alam kelautan ini tersebar
di seluruh Indonesia dengan beragam nilai dan fungsi, antara lain nilai
rekreasi (wisata bahari), nilai produksi (sumber bahan pangan dan ornamental)
dan nilai konservasi (sebagai pendukung proses ekologis dan penyangga kehidupan
di daerah pesisir, sumber sedimen pantai dan melindungi pantai dari ancaman
abrasi) (Fossa dan Nilsen, 1996). Ditinjau dari aspek ekonomi, ekosistem
terumbu karang menjadi tumpuan hidup bagi masyarakat pesisir di sekitarnya
(Suharsono, 1998).
Ekosistem terumbu karang merupakan bagian
dari ekosistem laut yang penting karena menjadi sumber kehidupan bagi beraneka
ragam biota laut. Di dalam ekosistem terumbu karang ini pada umumnya hidup
lebih dari 300 jenis karang, yang terdiri dari sekitar 200 jenis ikan dan
berpuluh‐puluh
jenis moluska, crustacean, sponge, alga, lamun dan biota lainnya (Dahuri,
2000). Terumbu karang bisa dikatakan sebagai hutan tropis ekosistem laut. Ekosistem
ini terdapat di laut dangkal yang hangat dan bersih dan merupakan ekosistem
yang sangat penting dan memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi.
II. RUMUSAN
MASALAH
a.
Bagaimana kondisi terumbu karang di
Indonesia.
b.
Apa penyebab – penyebab kerusakan yang
terjadi pada terumbu karang di
Indonesia dan bahayanya terhadap lingkungan hidup.
c.
Apa saja upaya – upaya yang dapat dilakukan
untuk menyelamatkan terumbu karang dari kerusakan .
III. TUJUAN
a.
Dapat mengetahui kondisi terumbu karang di Indonesia.
b.
Mempelajari mengenai fungsi dan manfaat
terumbu karang.
c.
Dapat mengetahui sebab – sebab kerusakan
terumbu karang yang selama ini terjadi dan dampaknya bagi lingkungan.
d.
Dapat mengetahui hal – hal apa saja yang
dapat dilakukan untuk menyelamatkan terumbu karang.
IV. MANFAAT
Dari hasil karya
tulis ini diharapkan dapat memberi informasi yang
bermanfaat. Pertama, dapat memberi gambaran kondisi terumbu karang di
Indonesia yang sudah sangat memprihatinkan. Kedua, dapat memberi
informasi mengenai terumbu karang, baik fungsi dan manfaatnya bagi
masyarakat. Ketiga, penyebab kerusakan terumbu
karang yang selama ini telah
terjadi di perairan Indonesia. Keempat, dapat mengetahui
dan ikut serta dalam upaya
penyelamatan lingkungan, khususnya terumbu karang.
Kelima, dapat meningkatkan kesadaran serta ikut terlibat dalam menjaga
kelestarian terumbu karang di Indonesia.
BAB II
I.
PEMBAHASAN
A. Kondisi
Terumbu Karang Di Indonesia
Indonesia adalah negara
kepulauan terbesar di dunia, dengan panjang garis pantai lebih dari 95.000 km,
serta lebih dari 17.000 pulau. Terumbu karang yang luas melindungi kepulauan
Indonesia. Diperkirakan luas terumbu karang di
Indonesia sekitar 51.000 km2. Ini
belum mencakup terumbu karang di wilayah terpencil yang belum
dipetakan atau yang berada di perairan agak dalam. Terdapat 18%
dari terumbu karang di dunia berada
di perairan Indonesia. Indonesia juga memiliki
keanekaragaman hayati yang tertinggi di dunia meliputi 590 jenis
karang batu, 2500 jenis Molusca, 1500 jenis udang-udangan dan lebih
dari 2500 jenis ikan. Terumbu karang di Indonesia memberikan keuntungan
pendapatan sebesar US$1,6 milyar/tahun. Dengan
kondisi alam dan keanekaragaman hayati yang
begitu banyak yang dimiliki Indonesia, seharusnya
bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.Hingga tahun 2013, sebesar 30,4% kondisi
terumbu karang di Indonesia mengalami kerusakan. Hanya sebesar 5,29% dalam kondisi sangat baik, 27,14%
masih dalam kondisi baik, dan 37,18% dalam kondisi cukup. Demikian hasil
penelitian Pusat Penelitian (Puslit) Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI) pada 1.135 stasiun.
Walau begitu, ada
kecenderungan kondisi terumbu karang semakin membaik bila dibandingkan
pengamatan sejak 1993. Menurut Kepala Puslit Oseanografi LIPI Dr. Zainal
Arifin, saat ini telah dilakukan pengamatan terumbu karang secara lebih
intensif dan berulang di 15 kota/kabupaten. LIPI melalui kegiatanCoral
Reef Rehabilitation and Management Program (COREMAP) terus berupaya
meminimalkan kondisi terumbu karang Indonesia yang rusak.
“Kami mengamati terumbu karang di 8 kota/kabupaten di
wilayah Indonesia barat dan 7 kabupaten di Indonesia bagian tengah dan timur,”
lanjutnya dalam Diskusi Media bertajuk “Riset Ekosistem Terumbu Karang di
Indonesia” di Jakarta pada Kamis (17/4).
Delapan kota/kabupaten yang diamati adalah Kabupaten
Tapanuli Tengah, Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Mentawai,
Kabupaten Natuna, Kabupaten Kepulauan Riau, Kabupaten Lingga, dan Kota Batam.
Sedangkan, tujuh kota/kabupaten di Indonesia tengah dan
timur yakni Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep), Kabupaten Selayar,
Kabupaten Wakatobi, Kabupaten Selayar, Kabupaten Sikka, Kabupaten Biak Numfor,
serta Kabupaten Raja Ampat.
Dr. Giyanto, Peneliti Puslit Oseanografi LIPI terjadi
penurunan tutupan karang hidup di Nias dan Mentawai. Tetapi, terjadi
peningkatan persentase tutupan karang sekitar 4% per tahun berdasarkan
pengamatan terumbu karang di wilayah Indonesia bagian barat sejak 2004 - 2011.
“Penurunan tutupan karang hidup di Nias dan Mentawai lebih
disebabkan oleh faktor bencana yaitu gempa bumi yang diikuti oleh tsunami yang
terjadi di akhir 2004,” tandasnya.
Kondisi terumbu karang di Indonesia bagian tengah dan timur
tak jauh berbeda. Walaupun terjadi penurunan tutupan karang hidup di Biak,
terjadi peningkatan persentase tutupan karang sekitar 3% per tahun berdasarkan
data pengamatan tahun 2006-2011.
“Penurunan tutupan karang hidup di Biak juga disebabkan oleh
faktor bencana yaitu badai hebat yang terjadi pada tahun 2009. Serta, peristiwa
pemutihan karang (bleaching) akibat naiknya temperatur air laut pada 2010,”
paparnya.
Sementara itu, Peneliti Puslit Kependudukan LIPI Dr. Deny
Hidayati dan Dr. Widayatun yang tergabung dalam program COREMAP menuturkan,
upaya penyelamatan terumbu karang juga dilakukan dengan pengembangan pendidikan
pesisir dan laut serta riset dan monitoring sosial ekonomi (Sosek). Tujuannya
untuk memahami kondisi sosek, permasalahan dan kebutuhan masyarakat, serta
potensi dan alternatif solusi yang berkaitan
dengan pengelolaan terumbu karang.
(http://www.oseanografi.lipi.go.id)
B. Manfaat dan fungsi terumbu karang
Mungkin hanya sebagian
orang yang mengetahui peran dan manfaat terumbu karang dalam ekosistemnya dan
betapa pentingnya akan terumbu karang :
1. Sebagai tempat tinggal biota
Tempat tinggal,
berkembang biak dan mencari makan ribuan jenis ikan, hewan dan tumbuhan yang
menjadi mata pencarian kita. Terumbu karang bagaikan oase di padang pasir untuk
lautan. Karenanya banyak hewan dan tanaman yang berkumpul di sini untuk mencari
makan, memijah, membesarkan anaknya, dan berlindung. Bagi manusia, ini artinya
terumbu karang mempunyai potensial perikanan yang sangat besar, baik untuk
sumber makanan maupun mata pencaharian mereka. Terumbu karang merupakan habitat
bagi sejumlah spesies yang terancam punah seperti kima raksasa dan penyu laut.
Diperkirakan, terumbu karang yang sehat dapat menghasilkan 25 ton ikan per
tahunnya. Sekitar 300 juta orang di dunia menggantungkan nafkahnya pada terumbu
karang (firmansyah11).
2. Sebagai benteng dari
abrasi pantai
Pelindung pantai dari
kerusakan yang disebabkan oleh gelombang atau ombak laut sehingga menimbulkan
penyusuatn abrasi pantai, sehingga manusia dapat hidup di daerah dekat pantai.
Dimana struktur karang yang keras dapat menahan gelombang dan arus sehingga
mengurangi abrasi pantai dan mencegah rusaknya ekosistim pantai lain seperti
padang lamun dan magrove (firmansyah11).
3. Sebagai sumberdaya
laut yang mempunyai nilai potensi ekonomi yang sangat tinggi
Terumbu karang merupakan sumber perikanan yang tinggi. Dari 132 jenis ikan yang
bernilai ekonomi di Indonesia, 32 jenis diantaranya hidup di terumbu karang,
berbagai jenis ikan karang menjadi komoditi ekspor. Terumbu karang yang sehat
menghasilkan 3 – 10 ton ikan per kilometer persegi pertahun.
4. Sebagai tempat objek
wisata bahari dan Riset penelitian
Karena keindahan warna
dan bentuknya, banyak orang berwisata bahari. Selain itu objek wisata terumbu
karang yang bagus akan menarik minat wisatawan sehingga meyediakan alternatif
pendapatan bagi masyarakat sekitar. Diperkirakan sekitar 20 juta penyelam ,
menyelam dan menikmati terumbu karang per tahun.Dan tempat untuk riset
penelitian untuk ilmu pengetahuan serta sebagai laboratorium alam untuk
penunjang pendidikan dan penelitian. Selain itu masih banyak biota-biota
yang terdapat dikawasan terumbu karang sehingga perlu riset penelitian yang
berkelanjutan.
5. Sumber obat-obatan
Pada terumbu karang
banyak terdapat bahan-bahan kimia yang diperkirakan bisa menjadi obat bagi
manusia. Saat ini banyak penelitian mengenai bahan-bahan kimia tersebut untuk
dipergunakan untuk mengobati berbagai manusia.
C. Kerusakan
terhadap ekosistem terumbu karang
Secara umum
penyebab kerusakan terhadap terumbu karang dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu kerusakan yang disebabkan oleh kegiatan manusia (anthropogenic causes)
dan permasalahan yang disebabkan oleh alam (natural causes).
Kerusakan Akibat
Manusia
Apabila
dikelompokkan dari berbagi kegiatan manusia yang berakibat kerusakan ekosistem
terumbu karang baik secara langsung maupun tidak langsung dibagi menjadi empat,
yaitu :
1.
Penambangan dan pengambilan karang.
Penambangan dan pengambilan karang merupakan kegiatan merusak terumbu karang
yang banyak dilakukan oleh masyarakat pesisir pada umumnya. Penyebab utama
penambangan karang adalah tidak tersedianya bahan bangunan, terutama batu pada
suatu daerah, sehingga alternatif termudah adalah mengambil dari terumbu
karang. Jenis yang umum diambil adalah karang batu (stony coral; Porites spp)
dan tidak jarang karang yang diambil tersebut masih hidup. Karang yang diambil
dipergunakan untuk membuat bangunan/rumah, jalan, lapangan bola, (banyak kasus
di Maluku, Kalimantan Timur). Di Sulawesi Selatan, ribuan meter kubik karang
batu dan sebagian besar merupakan karang hidup dipakai untuk membuat
tanggul-tanggul tambak yang diambil dari terumbu karang pada bagian depan
tambak. Di Lombok (Mataram), karang yang ditambang digunakan sebagai bahan baku
dalam pembuatan kapur. Pada daerah-daerah yang tidak memiliki bahan galian
seperti batu yang dapat dipakai dalam pembuatan bangunan atau untuk memperoleh
bahan-bahan bangunan tersebut sangat jauh, maka penambangan karang merupakan
alternatif yang terbaik dan termudah yang dapat dilakukan, walaupun banyak
sekali masyarakat yang sadar bahwa kegiatan mereka dapat merusak ekosistim
terumbu karang.
2. Penangkapan
Ikan dengan Alat dan bahan yang Merusak. Kasus kerusakan terumbu karang akibat
dari penangkapan ikan dengan menggunakan alat dan bahan yang merusak banyak
terjadi di hampir periaran Indonesia. Kegiatan tersebut antara lain :
penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak, muroami, bubu, jangkar,
tokang dan aktivitas penancangan tiang budidaya rumput laut. Penggunaan bahan
peledak dalam usaha penangkapan ikan ini banyak dilakukan oleh masyarakat. Hal
ini dilakukan karena kegiatan ini dianggap oleh sebagian masyarakaat sangat
efektif dan tidak tergantung pada musim. Salah satu alasan masyarakat melakukan
kegiatan tersebut adalah karena kegiatan tersebut dapat dilakukan setiap saat
dengan mudahnya dan hasil yang diperoleh relatif besar. Selain itu, waktu yang
diperlukan untuk melakukan kegiatan ini relatif lebih singkat dibandingkan
dengan kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan peralatan lainnya seperti
jaring, pancing dn sebagainya. Pada umumnya kegiatan pengeboman dilakukan di
tempat-tempat yang ikannya relatif banyak, seperti di taket-taket (patch reef)
yaitu suatu tempat dimana terdapat banyak terumbu karang. Ledakan yang
ditimbulkan oleh pengeboman inilah yang menyebabkan terjadinya kerusakan
ekosistem terumbu karang. Penangkapan ikan dengan menggunakan jaring muroami
biasanya dilakukan di perairan kawasan Barat Indonesia. Jaring Muroami
merupakan suatu teknik penangkapan ikan yang dilakukan secara berkelompok
(melibatkan 30-35 orang) dengan menggunakan jaring khusus yang disebut muroami,
biasanya menggunakan perahu sebanyak tiga buah. Kasus pemasangan bubu banyak
terjadi Kawasan Indonesai bagian Timur terutama di P. Ambon dan Pulau-pulau
sekitarnya. Di daerah tersebut bubu yang terbuat dari Bambu, biasanya dipasang
di tubir pada tempat-tempat yang diduga sebagai jalur lalu lintasnya ikan. Pada
alat tangkap bubu diikatkan seutas tali ke darat, kemudian bubu ditarik ke
darat pada saat tertentu (2-3 hari setelah dipasang). Peristiwa rusaknya
ekosistem terumbu karang pada aktivitas ini adalah pada saat penarikan bubu ke
darat. Pada saat penarikan tersebut biasanya turut tersarut pula karang-karang
hidup. Adapula bubu yang dipasang, dimana pada bagian atasnya ditutupi oleh
patahan karang hidup (Acropora table), sehingga bubu tidak tampak. Jika ada
banyak bubu semacam ini dipasang, maka dapat dibayangkan betapa besar kerusakan
yang diderita karang hidup.
3.
Pencemaran dan sedimentasi Tingkat pencemaran
di beberapa kawasan pesisir dan lautan Indonesia pada saat ini telah berada
pada kondisi yang sangat memprihatinkan. Berbagai kegiataan industri yang
tumbuh seiring dengan pertumbuhan ekonomi pada masa orde baru banyak memberikan
potensi dampak negatif berupa pencemaran dan sedimentasi baik secara langsung
maupun tidak langsung dapat menurunkan kualitas dan kuantitas lingkungan.
Ekosistem terumbu karang yang merupakan ekosistem utama di kawasan pesisir dan
lautan mempunyai potensi yang sangat besar untuk terkena dampak tersebut.
Banyak kegiatan-kegiatan industri yang berpotensi menimbulkan pencemaran,
antara lain : buangan minyak (sumur-sumur minyak, tanker, dan kapal lainnya),
buangan yang berasal dari industri, buangan rumahtangga.
4.
Pembangunan Pantai/Pesisir Perencanaan
pembangunan kawasan pesisir yang tidak tepat dan tidak adanya tata ruang yang
baik di wilayah pesisir mempunyai dampak sangat serius terhadap lingkungan
sekitarnya. Seperti halnya juga kegiatan industri, kegiatan pembangunan pantai
juga berkontribusi terhadap kerusakan terumbu karang, seperti pembangunan
pelabuhan/dermaga; penyediaan fasilitas wisata seperti pontoon; pembangunan
pemukiman di wilayah pantai; beragam penambangan seperti pasir, coral, dan
sebagainya; pembangunan pelabuhan udara dan pangkalan militer, pembangunan
kota-kota pantai seperti reklamasi. Macam dampak yang ditimbulkan berupa
sedimentasi, pencemaran bahan-bahan kimia, sampah penduduk, dan sebagainya.
Dampak inilah yang kemudian terbawa ke laut dan menyebabkan terjadinya
kerusakan ekosistem terumbu karang.
5.
Pembangunan di Darat Selain pembangunan
pantai, pembangunan di darat secara tidak langsung memberikan kontribusi
sebagai penyebab kerusakan terumbu karang. Kegiatan pembangunan di darat tersebut
diantaranya konversi lahan, pembabatan hutan, pengkonversian fungsi hutan untuk
kegunaan lainnya, dan pemukiman. Dampak yang ditimbulkan berupa erosi dan
sedimentasi (bahan organik dan an-organik) yang dibawa melalui arus sungai yang
pada akhirnya bermuara di laut dan dampak ini pulalah yang juga menyebabkan
terjadinya kerusakan kosistem yang berasosiasi dengan lautan, termasuk di
dalamnya terumbu karang.
6. Aktivitas
Kegiatan Industri di Lepas Pantai Berbagai aktivitas industri yang terdapat di
lepas pantai juga banyak berdampak bagi kerusakan ekosistem terumbu karang
Indonesia. Berbagai kegiatan tersebut antara lain: 1. Penambangan MIGAS lepas
pantai, dimana dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan ini adalah: kerusakan
secara fisik, sedimentasi, dan pencemaran bahan-bahan kimia. 2. Penambangan
Pasir, dimana dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan ini adalah sedimentasi. 3.
Kecelakaan tumpahan minyak, dimana dampak yang ditimbulkannya adalah
sedimentasi dan pencemaran bahan-bahan kimia. 4. Penggalangan kapal, dimana
dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan ini adalah kerusakan secara fisik. 5.
Pembuangan limbah padat, dimana dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan ini
adalah pencemaran bahan kimia.
7. Permintaan
jenis ikan hias/ karang meningkat Faktor penyebab meningkatnya eksploitasi
sumberdaya ikan hias/karang salah satunya adalah karena adanya permintaan
jenis-jenis ikan tertentu, baik di pasaran dalam negeri maupun di pasaran
dunia, yang cenderung meningkat, seperti contoh permintaan ikan maming/kerapu
hidup yang tinggi di pasaran (Hongkong), permintaan ikan Napoleon Wrase di
pasaran internasional. Kecenderungan berakibat pada penangkapan berlebih
(over-eksploitasi).
Kerusakan
Akibat Alam
Selain secara
fisik, kerusakan ekosistem terumbu karang juga dapat digolongkan sebagai
kerusakan akibat oleh proses-proses alam. Kerusakan biologi/alami dapat berupa kerusakan
yang disebabkan oleh hewan predator atau karena benar-benar merupakan keajaiban
alam seperti bencana El-Nino, Pemanasan Global (global warming),
La-Nina, Topan (storm), gempa (earth quake) dan
banjir (floods). Secara umum, kerusakan biologis/alami ekosistem
terumbu adalah sebagai berikut :
Torn of CrownSea Star (Acanthaster Plancii).
Bintang laut berduri merupakan hewan pemangsa karang yang cukup ganas. Beberapa
ratus ekor bintang laut ini dapat mematikan berhektar-hektar terumbu karang
dalam kurun waktu yang cepat. Di perairan Maluku, hewan ini biasanya blooming (dalam
kepadatan yang sangat tinggi : 25-50 ekor/m2) setelah musim hujan.
Penyebab blooming dari hewan ini belum diketahui dengan jelas.
Kerusakan terumbu yang disebabkan hewan ini perlu mendapat perhatian yang
serius pada program Coremap, dengan melakukan pemantauan jumlah, terutama pada
masa-masa blooming.
D. Upaya penyelamatan terumbu karang
Sangat
di sayangkan Terumbu Karang yang sangat bermanfaat bagi kita,di rusak oleh
tangan-tangan jahil yang tidak bertanggung jawab. Jika terus menerus kita
biarkan,maka menurut penelitian 20-40 tahun lagi anak cucu kita tidak bisa
merasakan indahnya Terumbu Karang karena sudah punah. Agar hal tersebut tidak
terjadi,mari kita bersama menyelamatkan terumbu karang kita. Banyak upaya yang
dapat di lakukan dalam menyelamatkannya. PertamaJangan Membuang Sampah
Sembarangan ke Laut karena itu dapat mencemari
habitat di dalamnya,lalu Jangan Menangkap Ikan
Menggunakan Bom karena otomatis dapat merusak
terumbu karang. Jangan Menyentuh Terumbu Karang,menurut beberapa sumber,jika
kita menyentuh saja sedikit terumbu karang,mereka akan langsung mati. BagiPemerintah agar Menegakkan hukuman yang tegas bagi
Para Industri yang Membuah Limbahnya ke Laut. Selain itu kita juga harus Mencegah Penebangan Liar Hutan/Hutan Bakau yang
dapat menyebabkan erosi/abrasi.Lalu kita juga dapatMembuat Cagar Laut,Memanfaatkan Kapal-kapal Bekas
Sebagai Habitat Baru Terumbu Karang dan juga Mencoba
Mengembang Biakan Terumbu Karang. Pemerintah juga di tuntut untuk memberikan penyuluhan
kepada masyarakat mengenai cara penyelamatan terumbu karang ini. Namun yang
terpenting adalah kesadaran kita masing-masing untuk menyelamatkan salah satu
sumber daya alam yang sangat bermanfaat ini,bukan hanya tugas
Pemerintah/Masyarakat saja,namun seluruh warga bangsa Indonesia sebagai pemilik
dari kekayaan ini. Mari kita lestarikan terumbu karang agar
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ekosistem
terumbu karang adalah tempat tinggal bagi ribuan binatang dan tumbuhan yang
banyak diantaranya memiliki nilai ekonomi tinggi. Berbagai jenis binatang
mencari makan dan berlindung di ekosistem ini. Ekosistem terumbu karang juga
merupakan laboratorium alam yang sangat unik untuk berbagai kegiatan penelitian
yang dapat mengungkapkan penemuan yang berguna bagi kehidupan manusia.
oleh
karena itu terumbu karang sangat bermanfaat bagi manusia, maka dari itu manusia
harus menjaga dan melestarikannya karena merupakan aset utama keindahan
dan kekayaan alam laut Indonesia.
B. Saran
Kami menyadari makalah yang
kami buat belum sempurna dari itu kami membutuhkan saran dan kritikan anda
semua agar makalah ini bisa sempurna dan bermanfaat terutama buat kami sebagai
penulis dan buat anda sebagai pembaca.
C. PENYUSUN
DAFTAR
PUSTAKA
http://Alfichry.blogspot.com
http://faryowterumbu.blogspot.com/2010/10/upaya-untuk-menyelamatkan-terumbu.html