Kata Pengantar
Puji dan syukur kami ucapkan kehadiran
tuhan yang maha esa, karena atas berkat dan karunianya, penulis dapat
menyelesaikan tugas bidang study Kimia, yang diberikan oleh guru pembimbing
kepada penulis untuk dapat diselesaikan dengan sebaik mungkin.
Adapun judul dari laporan ini adalah “mengidentifikasi asam
basa dengan indicator alam dan buatan”. setelah
melakukan penelitian mengenai judul tersebut. Melalui laporan ini, penulis
berharap agar kita dapat lebih memahami dan mengerti mengenai asam-basa.
Tidak lupa pula penulis ucapkan
terimakasih banyak kepda teman-teman serta guru pembimbing yang dengan setia
mendampingi, memberi semangat dan mengajari sipenulis untuk menyusun laporan
ini.
Penulis juga sangat menyadari bahwa
lapran ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun sangatlah penulis harapkan dari para pembaca, agar laporan
ini dapat menjadi lebih baik lagi. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih
banyak kepada para pembaca.
Mandati 1, 2 Februari 2014
Kelompok
3
Penulis
BAB
1
A.
JUDUL :
MENGIDENTIFIKASI ASAM BASA DENGAN INDIKATOR ALAM
B.
TUJUAN
: 1. Untuk mengidentifikasi asam basa
2. Membuat indicator alam
3. Membandingkan data praktikum dengan data sebenarnya
C. LANDASAN TEORI
Menurut
teori Arrhenius, zat yang dalam air menghasilkan ion H + disebut asam danbasa
adalah zat yang dalam air terionisasi menghasilkan ion OH - .
HCl
--> H + + Cl -
NaOH
--> Na + + OH -
Meskipun
teori Arrhenius benar, pengajuan desertasinya mengalami hambatan berat karena
profesornya tidak tertarik padanya. Desertasinya dimulai tahun 1880, diajukan
pada 1883, meskipun diluluskan teorinya tidak benar. Setelah mendapat bantuan
dari Van’ Hoff dan Ostwald pada tahun 1887 diterbitkan karangannya mengenai
asam basa. Akhirnya dunia mengakui teori Arrhenius pada tahun 1903 dengan
hadiah nobel untuk ilmu pengetahuan.
Sampai
sekarang teori Arrhenius masih tetap berguna meskipun hal tersebut merupakan
model paling sederhana. Asam dikatakan kuat atau lemah berdasarkan daya hantar
listrik molar. Larutan dapat menghantarkan arus listrik kalau mengandung ion,
jadi semakin banyak asam yang terionisasi berarti makin kuat asamnya. Asam kuat
berupa elektrolit kuat dan asam lemah merupakan elektrolit lemah. Teori
Arrhenius memang perlu perbaikan sebab dalam lenyataan pada zaman modern
diperlukan penjelasanyang lebih bisa diterima secara logik dan berlaku secara
umum. Sifat larutan amoniak diterangkan oleh teori Arrhenius sebagai berikut:
NH
4 OH --> NH 4 + + OH -
Jadi
menurut Svante August Arrhenius (1884) asam adalah spesi yang mengandung H +
dan basa adalah spesi yang mengandung OH -, dengan asumsi bahwa pelarut tidak
berpengaruh terhadap sifat asam dan basa.
Sehingga
dapat disimpulkan bahwa:
Asam
ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion H + .
Basa
ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion OH - .
Contoh:
1)
HCl(aq) --> H + (aq) + Cl - (aq)
2)
NaOH(aq) --> Na + (aq) + OH - (aq)
Ø
MENURUT BRONSTED-LOWRY
Asam ialah proton donor, sedangkan basa adalah proton
akseptor.
Teori
asam basa dari Arrhenius ternyata tidak dapat berlaku untuk semua pelarut,
karena khusus untuk pelarut air. Begitu juga tidak sesuai dengan reaksi
penggaraman karena tidak semua garam bersifat netral, tetapi ada juga yang
bersifat asam dan ada yang bersifat basa.
Konsep
asam basa yang lebih umum diajukan oleh Johannes Bronsted, basa adalah zat yang
dapat menerima proton. Ionisasi asam klorida dalam air ditinjau sebagai
perpindahan proton dari asam ke basa.
HCl
+ H2O --> H3O + + Cl -
Demikian
pula reaksi antara asam klorida dengan amoniak, melibatkan perpindahan
proton dari HCl ke NH 3 .
HCl
+ NH 3 ⇄ NH 4 + + Cl -
Ionisasi
asam lemah dapat digambarkan dengan cara yang sama.
HOAc
+ H 2 O ⇄ H 3 O + + OAc
-
Pada
tahun 1923 seorang ahli kimia Inggris bernama T.M. Lowry juga mengajukan hal
yang sama dengan Bronsted sehingga teori asam basanya disebut Bronsted-Lowry.
Perlu diperhatikan disini bahwa H + dari asam bergabung dengan molekul air
membentuk ion poliatomik H 3 O + disebut ion Hidronium.
Reaksi
umum yang terjadi bila asam dilarutkan ke dalam air adalah:
HA
+ H 2 O ⇄ H 3 O +
+ A -
asam
basa asam konjugasi basa konjugasi
Penyajian
ini menampilkan hebatnya peranan molekul air yang polar dalam menarik proton
dari asam.
Perhatikanlah
bahwa asam konjugasi terbentuk kalau proton masih tinggal setelah asam kehilangan
satu proton. Keduanya merupakan pasangan asam basa konjugasi yang terdi dari
dua zat yang berhubungan satu sama lain karena pemberian proton atau penerimaan
proton. Namun demikian disosiasi asam basa masih digunakan secara Arrhenius,
tetapi arti yang sebenarnya harus kita fahami.
Johannes
N. Bronsted dan Thomas M. Lowry membuktikan bahwa tidak semua asam mengandung
ion H + dan tidak semua basa mengandung ion OH - .
Bronsted
– Lowry mengemukakan teori bahwa asam adalah spesi yang memberi H + ( donor
proton ) dan basa adalah spesi yang menerima H + (akseptor proton). Jika suatu
asam memberi sebuah H + kepada molekul basa, maka sisanya akan menjadi basa
konjugasi dari asam semula. Begitu juga bila basa menerima H + maka sisanya
adalah asam konjugasi dari basa semula.
Teori
Bronsted – Lowry jelas menunjukkan adanya ion Hidronium (H 3 O + ) secara
nyata.
Contoh:
HF
+ H 2 O ⇄ H 3 O + + F -
Asam basa asa m konjugasi basa konjugasi
HF
merupakan pasangan dari F - dan H 2 O merupakan pasangan dari H 3 O + .
Air
mempunyai sifat ampiprotik karena dapat sebagai basa dan dapat sebagai asam.
HCl
+ H 2 O --> H 3 O + + Cl -
Asam
Basa
NH
3 + H 2 O ⇄ NH 4 + + OH -
Basa
Asam
Manfaat
dari teori asam basa menurut Bronsted – Lowry adalah sebagai berikut:
1.
Aplikasinya tidak terbatas pada pelarut air, melainkan untuk semua pelarut yang
mengandunh atom Hidrogen dan bahkan tanpa pelarut.
2.
Asam dan basa tidak hanya berwujud molekul, tetapi juga dapat berupa anion dan
kation.
Contoh
lain:
1)
HAc(aq) + H 2 O(l) --> H 3 O+(aq) + Ac - (aq)
asam-1
basa-2 asam-2 basa-1
HAc
dengan Ac - merupakan pasangan asam-basa konyugasi.
H
3 O+ dengan H 2 O merupakan pasangan asam-basa konyugasi.
2)
H 2 O(l) + NH 3 (aq) --> NH 4 + (aq) + OH - (aq)
asam-1
basa-2 asam-2 basa-1
H
2 O dengan OH - merupakan pasangan asam-basa konyugasi.
NH
4 + dengan NH 3 merupakan pasangan asam-basa konyugasi.
Pada
contoh di atas terlihat bahwa air dapat bersifat sebagai asam (proton donor)
dan sebagai basa (proton akseptor). Zat atau ion atau spesi seperti ini
bersifat ampiprotik (amfoter).
Penulisan
Asam Basa Bronsted Lowry
Ø
MENURUT G.N.LEWIS
Selain
dua teori mengenai asam basa seperti telah diterangkan diatas, masih ada teori
yang umum, yaitu teori asam basa yang diajukan oleh Gilbert Newton Lewis (
1875-1946 ) pada awal tahun 1920. Lewis lebih menekankan pada perpindahan
elektron bukan pada perpindahan proton, sehingga ia mendefinisikan : asam
penerima pasangan elektron dan basa adalah donor pasangan elekton. Nampak
disini bahwa asam Bronsted merupakan asam Lewis dan begitu juga basanya.
Perhatikan reaksi berikut:
Reaksi
antara proton dengan molekul amoniak secara Bronsted dapat diganti dengan cara
Lewis. Untuk reaksi-reaksi lainpun dapat diganti dengan reaksi Lewis, misalnya
reaksi antara proton dan ion Hidroksida:
Ternyata
teori Lewis dapat lebih luas meliput reaksi-reaksi yang tidak ternasuk asam
basa Bronsted-Lowry, termasuk kimia Organik misalnya:
CH
3 + + C 6 H 6 ⇄ C 6 H 6 CH 3 +
Asam
ialah akseptor pasangan elektron, sedangkan basa adalah Donor pasangan
elektron.
Kertas Lakmus dan Sifatnya
Seperti yang
kita ketahui disekitar kita terdapat banyak zat yang berada di sekitar
kita baik yang bersifat asam, basa, maupun netral. Dalam setiap zat ini
pula memiliki ciri khas dan sifat yang berbeda-beda. Asam ini sendiri dibedakan
menjadi 2 bagian yaitu asam lemah dan asam kuat, demikian juga basa, ada
basa kuat dan basa lemah. Kekuatan asam atau basa tergantung dari bagaimana
suatu senyawa diuraikan dalam pembentukan ion-ion jika senyawa tersebut dalam
air. Asam atau basa ini sendiri memiliki sifat elektrolit, dimana tingkat
elektrolit ini bergantung pada konsentrasi yang ada dalam ion-ion yang berada
dalam suatu larutan.
Lalu bagaimana cara kita mengetahui apakah zat ini
bersifat asam atau basa? Salah satu yang bisa digunakan adalah dengan
mengukur menggunakan kertas lakmus. Kertas Lakmus adalah suatu kertas dari
bahan kimia yang akan berubah warna jika dicelupkan kedalam larutan asam atau
basa. Warna yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh kadar pH dalam larutan yang
ada. Kertas ini sendiri terbuat dari selulosa kayu yang merupakan komponen
utama dari dinding sel pohon. Kayu selulosa terdiri dari rantai molekul
gula yang memberikan kekuatan kayu. Kertas yang digunakan dalam kertas lakmus membutuhkan perawatan
khusus untuk memastikan bahwa itu adalah bebas dari resin, lignins, dan
kontaminan lainnya yang mungkin mencegahnya dari memberikan hasil tes yang
akurat.
Macam-macam Kertas Lakmus beserta Sifatnya
Warna kertas
lakmus dalam larutan asam, larutan basa, dan larutan bersifat netral
berbeda. Perubahan warna yang dihasilkan pada kertas lakmus disebabkan
oleh adanya orchein (ekstrak lichenes) yang berwarna biru di dalam kertas
lakmus. Ada dua macam kertas lakmus, yaitu lakmus merah dan lakmus biru.
Sifat dari masing-masing kertas lakmus tersebut sebagai berikut.
1. Lakmus merah
dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna biru dan
dalam larutan netral berwarna merah.
2. Lakmus biru dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa
berwarna biru dan dalam larutan netral berwarna biru.
Dengan adanya kertas ini maka kita dapat mendapatkan beberapa
manfaat dari kertas lakmus ini antara lain kertas ini dapat dapat berubah
warna dengan cepat saat bereaksi dengan asam ataupun basa dan kertas ini
juga sukar bereaksi dengan oksigen dalam udara sehingga dapat tahan lama.
Jadi bagi anda yang ingin membeli kertas lakmus anda bisa membeli kertas
lakmus ini disini.
BAB
II
D.
ALAT
DAN BAHAN
v
ALAT
·
Tabung reaksi
·
Bak tabung reaksi
·
Pipet tetes
·
Saringan
·
Gunting dan silet
·
Cobek
v
BAHAN
·
Air
·
Shampoo
·
dan lakmus biru
·
Asam cuka
·
Larutan NaOH
·
Jeruk nipis
·
Bunga kembang sepatu
·
Daun pandan
·
Daun pacar
·
Kunyit
·
Kertas lakmus merah
E.
CARA
KERJA /PROSEDUR KERJA
1. Menyiapakan
alat dan bahan yang di perlukan dalam kegiatan praktikum
2. Menghaluskan
bahan yang di gunakan sebagai indikator alam, seperti :daun pandan ,bunga
kembang sepatu,kunyit, dan daun pacar dengan menggunakan alat penumbuk
3. Mengambil
ekstrak bahan yang di gunakan sebagai indikator alami dengan menggunakan pipet
tetes kemudian di letakkan di cawan/porselin.
4. Mengambil
larutan yang akan diuji, lalu di letakkan di plat porselin/cawan/tabung reaksi
5. Menetesi
larutan yang akan di uji dengan indicator sedikit demi sedikit melalui pipet
tetes
6. Mangamati
perubahan yang terjadi kemudian menentukan suatu larutan yang bersifat asam
atau basa.
7. Mengulangi
langkah no.5 dengan menetesi/mencelup lakmus ke dalam larutan yang akan diuji
8. Mengamatti
perubahan warna yang terjadi lalu menetukan larutan yang bersifat asam atau
basa.
9. Melakukan
percobaan keseluruhan sehingga semua larutan teruji.
10. Menuliskan
hasil percobaan praktikum ke dalam laporan.
F.
DATA
HASIL PENGAMATAN
NO
|
Jenis indikator
|
Perubahan warna pada larutan
|
HCL
|
NAOH
|
JERUK
NIPIS
|
SHAMPO
|
ASAM
CUKA
|
1
|
Lakmus
merah
|
tetap
|
Biru
|
tetap
|
Biru
|
tetap
|
2
|
Lakmus
biru
|
merah
|
Tetap
|
Merah
|
Tetap
|
Merah
|
3
|
Ekstrak
bunga
Kembang
sepatu
|
Merah
muda
|
Hijau
muda
|
Merah
|
Hijau
|
Merah
muda
|
4
|
Ekstrak
daun pandan
|
Coklat
muda
|
Hijau
muda
|
Hijau
|
Hijau
|
Hijau
tua
|
5
|
Ekstrak
daun pacar
|
Hijau
muda
|
Coklat
tua
|
Hijau
|
kuning
|
Kuning
kehijauan
|
6
|
Ekstrak
kunyit
|
Kuning
tua
|
Ku
ning tua
|
kuning
|
merah
|
Kuning
tua
|
KETERANGAN
ASAM/BASA
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
G.
Pembahasan : 1
LAKMUS
MERAH DAN BIRU PADA INDIKATOR ALAM DAN BUATAN
PEMBAHASAN
TABEL NO 1 DAN 2
·
Lakmus merah pada saat ditetesi larutan HCl (tetap).Sedangkan
lakmus biru pada saat di tetesi HCL berubah menjadi warna merah berarti HCL
adalah asam
·
Lakmus merah pada saat ditetesi larutan NAOH berubah menjadi biru
Sedangkan lakmus biru pada saat di tetesi NAOH (tetap) berarti NAOH adalah BASA
·
Lakmus merah pada saat ditetesi larutan jeruk nipis (tetap).Sedangkan
lakmus biru pada saat di tetesi larutan jeruk nipis berubah menjadi warna merah
berarti larutan jeruk nipis adalah asam
·
Lakmus merah pada saat ditetesi larutan shampo berubah menjadi
biru Sedangkan lakmus biru pada saat di tetesi shampo (tetap) berarti shampo
adalah BASA
·
Lakmus merah pada saat ditetesi larutan Asam cuka
(tetap).Sedangkan lakmus biru pada saat di tetesi Asam cuka berubah menjadi
warna merah berarti Asam cuka adalah asam
PEMBAHASABN PADA TABEL NO 3-6
PADA INDIKATOR ALAM DAN BUATAN
3. Ekstrak bunga Kembang sepatu dengan
perbandingan ± 1 : 1 dengan indicator alam dan buatan :
·
Paada
campuran ekstrak kembang sepatu dengan HCL di peroleh perubahan warna
merah muda.
·
Paada
campuran ekstrak kembang sepatu dengan NAOH di peroleh perubahan warna
hijau muda.
·
Pada
campuran ekstrak kembang sepatu dengan perasan jeruk nipis di peroleh
perubahan warna merah
·
Pada
campuran ekstrak kembang sepatu dengan larutan shampo di peroleh
perubahan warna hijau
·
Pada
campuran ekstrak kembang sepatu dengan larutan asam cuka di peroleh
perubahan warna merah muda
4. . Ekstrak
daun pandan dengan perbandingan ± 1 : 1 dengan indicator alam dan buatan :
·
Pada
campuran ekstrak daun pandan dengan HCL di peroleh perubahan warna
coklat muda.
·
Paada
campuran ekstrak daun pandan dengan NAOH di peroleh perubahan warna
hijau muda.
·
Paada
campuran ekstrak daun pandan dengan perasan jeruk nipis di peroleh
perubahan warna hijau
·
Pada
campuran ekstrak daun pandan dengan larutan shampo di peroleh perubahan
warna hijau
·
Pada
campuran ekstrak daun pandan dengan larutan asam cuka di peroleh
perubahan warna hijau tua
5.
Ekstrak daun pacar dengan perbandingan ± 1 : 1 dengan indicator alam dan buatan
:
·
Pada
campuran ekstrak daun pacar dengan HCL di peroleh perubahan warn hijau
muda.
·
Paada
campuran ekstrak daun pacar dengan NAOH di peroleh perubahan warna coklat
tua
·
Paada
campuran ekstrak daun pacar dengan perasan jeruk nipis di peroleh
perubahan warna hijau
·
Pada
campuran ekstrak daun pacar dengan larutan shampo di peroleh perubahan
warna kuning
·
Pada
campuran ekstrak daun pacar dengan larutan asam cuka di peroleh
perubahan warna kuning kehijauan
6.
Ekstrak daun pacar dengan perbandingan ± 1 : 1 dengan indicator alam dan buatan
:
·
Pada
campuran ekstrak kunyit dengan HCL di peroleh perubahan warna kuning tua
·
Paada
campuran ekstrak kunyit dengan NAOH di peroleh perubahan warna kuning
tua
·
Paada
campuran ekstrak kunyit dengan perasan jeruk nipis di peroleh perubahan
warna kuning
·
Pada
campuran ekstrak kunyit dengan larutan shampo di peroleh perubahan warna
merah
·
Pada
campuran ekstrak kunyit dengan larutan asam cuka di peroleh perubahan
warna kuning tua
H.
Pembahasan : 2 ( perbandingan data
percobaan dengan data sebenarnnya )
LAKMUS
MERAH DAN BIRU PADA INDIKATOR ALAM DAN BUATAN
PEMBAHASAN
TABEL NO 1 DAN 2
·
Lakmus merah pada saat ditetesi larutan HCl (tetap).Sedangkan
lakmus biru pada saat di tetesi HCL berubah menjadi warna merah berarti HCL
adalah asam
·
Lakmus merah pada saat ditetesi larutan NAOH berubah menjadi biru
Sedangkan lakmus biru pada saat di tetesi NAOH (tetap) berarti NAOH adalah BASA
·
Lakmus merah pada saat ditetesi larutan jeruk nipis (tetap).Sedangkan
lakmus biru pada saat di tetesi larutan jeruk nipis berubah menjadi warna merah
berarti larutan jeruk nipis adalah asam
·
Lakmus merah pada saat ditetesi larutan shampo berubah menjadi
biru Sedangkan lakmus biru pada saat di tetesi shampo (tetap) berarti shampo
adalah BASA
·
Lakmus merah pada saat ditetesi larutan Asam cuka
(tetap).Sedangkan lakmus biru pada saat di tetesi Asam cuka berubah menjadi
warna merah berarti Asam cuka adalah asam
PEMBAHASABN PADA TABEL NO 3-6
PADA INDIKATOR ALAM DAN BUATAN DI BANDING DATA SEBENARNYA
3.
Ekstrak bunga Kembang sepatu dengan perbandingan ± 1 : 1
dengan indicator alam dan buatan : :
(NB: sesuai dengan data sebenarnya kecuali kekeliruan larutan di bawah )
·
Paada
campuran ekstrak kembang sepatu dengan NAOH di peroleh perubahan warna
hijau muda. (seharusnya berwarna kuning)
4. . Ekstrak
daun pandan dengan perbandingan ± 1 : 1 dengan indicator alam dan buatan : (NB:
sesuai dengan data sebenarnya )
5.
Ekstrak daun pacar dengan perbandingan ± 1 : 1 dengan indicator alam dan buatan
: (NB: sesuai dengan data sebenarnya )
6.
Ekstrak daun pacar dengan perbandingan ± 1 : 1 dengan indicator alam dan buatan
: (NB: sesuai dengan data sebenarnya kecuali kekeliruan larutan di bawah )
·
Pada
campuran ekstrak kunyit dengan larutan asam cuka di peroleh perubahan
warna kuning tua (seharusnya berwarna merah)
(Catatan
:
Seluruh indicator alam yang di campur
dengan larutan asam akan menjadi asam sebaliknya jika di campur dengan larutan
basa maka akan ber pH basa )
BAB
III
I. KESIMPULAN
1. Bahwa kertas lakmus merah yang
diberi larutan basa akan berubah warna menjadi biru ,dan kertas lakmus biru
yang diberi larutan asam akan berubah warna menjadi merah,
2. Bahwa larutan asam mempunyai pH
1-6, larutan Netral mempunyai pH 7 sedangkan larutan Basa mempunyai pH 8-14.
3. Dari hasil percobaan tersebut dapat
ditarik kesimpulan bahwa yang termasuk larutan asam adalah cuka,jeruk nipis dan
larutan HCL. Sedangkan larutan basa adalah sampo dan larutan NaOH.
J. SARAN
Saran kami dalam melaksanakan
penelitian ini adalah, sebaiknya fasilitas yang ada di dalam laboratorium harus
lebih diperbaiki/diperlengkap lagi, agar penelitian-penelitian yang akan
dilaksanakan dikemudian hari dapat berjalan lebih baik lagi.
Kami juga menyarankan agar kita
semua lebih tekun dan serius lagi dalam belajar, agar dimasa depan kita dapat
menjadi orang yang membanggakan.
Di harapkan kepada pe
K. DAFTAR PUSTAKA
-.
www.academia.edu/6439481/I
-
wahidahsyamsu.blogspot.com
-
wilkipedia.com
-
google.com
http://alfichry.blogspot.com/