muhammad al fichry falihi
Dalam sejarah perjuangan
bangsa, kepeloporan pemuda selalu tampil sebagai kekuatan penentu. Mereka
adalah kelompok intelektual yang karena usia dan tingkat perkembangannya,
memiliki idealisme yang tinggi, semangat pengabdian tanpa pamrih, dan rela
berkorban demi kepentingan bangsa. Meskipun berasal dari latar belakang sosial,
budaya, organisasi, bahkan ideologi yang berbeda, namun karena persamaan nasib
sebagai bangsa yang dijajah, mereka menyatukan diri sebagai satu bangsa dan
dalam kesatuan itu mereka berjuang bersama-sama melawan penjajah.
Upaya pembentukan bangsa
Indonesia sebagai nation telah dirintis oleh para pemuda pada awal abad
ke-20, yaitu menumbuhkan kesadaran nasional di kalangan rakyat melalui
organisasi-organisasi pergerakan nasional. Pergerakan nasional merupakan
alternatif baru perjuangan untuk menghapuskan penjajahan setelah cara lama
yaitu perjuangan bersenjata, mengalami kegagalan. Kevakuman dalam kepemimpinan
perjuangan setelah para raja dan bangsawan berhasil dipaksa oleh Belanda
menandatangani korte verklaring, diisi oleh para pemuda. Sebagai golongan
terpelajar, mereka belajar dari sejarah. Kegagalan perjuangan masa lalu memberi
pelajaran para mereka, bahwa perlawanan yang terpisah-pisah dan hanya bertumpu
pada kharisma pemimpin tidak mungkin berhasil mengalahkan penjajah. Karena itu
dicari taktik yang sepadan dengan taktik yang dipakai penjajah. Karena Belanda
berhasil menanamkan kekuasaannya dengan taktik memecah belah, maka untuk
melawannya harus dipergunakan taktik persatuan. Untuk itu rasa persatuan perlu
ditanamkan dengan menyadarkan rakyat bahwa mereka itu memiliki persamaan nasib
sebagai bangsa terjajah. Sebagai wadah, dipergunakan organisasi modern, melalui
mana kesadaran sebagai satu bangsa ditanamkan secara berangsur-angsur.
Para pemudalah yang
mempelopori bangkitnya pergerakan nasional. Buktinya, organisasi-organisasi
yang dapat dikatakan pelopor pergerakan nasional semuanya didirikan oleh
pemuda. Haji Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islan (SDI) pada tanggal 16
Oktober 1905 ketika ia baru berusia 27 tahun. Ia lahir pada tahun 1878.1) Sutomo baru berusia 20 tahun (lahir 30 Juli 1888)2) ketika mendirikan Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908. Suwardi
Suryaningrat yang kemudian dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara baru berusia
20 tahun ketika mendirikan Indische Partij pada tahun 1912 bersama-sama Douwes
Dekker dan Cipto Mangunkusumo.
Tokoh-tokoh lain pun
mulai aktif dalam pergerakan nasional pada usia yang masih muda. Muhammad Hatta
mulai memimpin Perhimpunan Indonesia ketika usianya baru mencapai 21 tahun.
Ketika menghadiri sidang Liga Anti Kolonialisme di Paris, usianya baru 23
tahun. Agus Salim dan Cokroaminoto mulai aktif memimpin Sarekat Islam pada umur
22 tahun. Soekarno tampil sebagai tokoh pergerakan nasional pada umur 22 tahun
dan menjadi ketua Partai Nasional Indonesia (PNI) pada usia 26 tahun. Muhammad
Yamin ketika ikut merumuskan Sumpah Pemuda di tahun 1928, umurnya baru 22
tahun. Ia mulai aktif dalam Jong Sumatranen Bond pada usia 19 tahun.3)
Dari uraian di atas,
ingin ditampilkan peranan pemuda dalam sejarah pembentukan bangsa Indonesia
sebagai nation. Merekalah yang pertama menemukan konsep
persatuan sebagai satu bangsa, pada awal abad ke-20. Peristiwa itu dapat
disebut sebagai lahirnya bangsa Indonesia dalam bentuk idea. Dengan Sumpah
Pemuda 28 Oktober 1928, bangsa Indonesia tidak lagi berupa idea, melainkan
telah menjelma menjadi konsep, karena telah memiliki batasan yang jelas. Konsep
bangsa Indonesia menjadi aktual dengan proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17
Agustus 1945. Proklamasi kemerdekaan merupakan saat lahirnya bangsa Indonesia
secara aktual, juga karena peranan pemuda yang waktu itu bergabung dalam
berbagai kelompok, seperti kelompok pelajar, kelompok Peta, kelompok mahasiswa
maupun kelompok pemuda lainnya.
Kepelopran pemuda juga
merupakan kekuatan yang menentukan dalam perjuangan mempertahankan eksistensi
bangsa Indonesia, terhadap rongrongan dari luar seperti pada periode Perang
Kemerdekaan, dan rongrongan dari dalam seperti G 30 S/PKI tahun 1965.